kosong Grammar Tenses
Part I PartII Part III part IV part V
sekolah dasar smp/mts sma/ma/smk perguruan tinggi
sekadau sintang belitang SP 2 padak my home
Minggu, 20 Februari 2011 | 20.07 | 0 Comments

Apa itu IKHLAS...

Memberi dan menerima, itulah kodrat yang seharusnya ada di dunia. Mereka ada ketika kita dalam keadaan menolong atau ditolong. Sebuah pasangan yang memang kelihatan harmonis bila hal itu benar-benar konkrit. Namun pada kenyataannya, menerima terkadang sulit ditemukan alias seringkali hilang. Kita lebih sering memberi dan jarang menerima sesuatu. Hal ini akan membuat kebanyakan orang tidak mudah percaya. Ketika mau menolong, orang akan cenderung berpikir, apa untung dan ruginya. Kita dapat melihat sebegitu parahnya rasa simpati seseorang kepada beberapa orang yang benar-benar sedang membutuhkan pertolongan melalui beberapa reality show yang akhir-akhir ini sedang menjamur di berbagai media televisi.

Begitu halnya saya, saat pertama kali kita menolong, rasa iba, rasa kasihan dan berbagai rasa yang memberikan cukup energi pada seluruh jiwa raga kita untuk menolong seseorang membuat kita seakan-akan tidak akan pernah mengingat perbuatan baik kita tersebut dan melupakannya begitu saja tanpa berharap imbalan sedikitpun, walau dari Tuhan sekalipun. Tetapi hal tersebut bagaikan sebuah angka jutaan yang dikalikan dengan angka nol, yaitu tetap nol, ketika kita sedang membutuhkan pertolongan, dan tidak ada seorang pun yang menghiraukan. Waktu itulah yang paling tepat bagi sisi buruk kita untuk mengatakan dengan lantang, “Percuma kamu dulu menolong, kenyataannya orang lain pun tak lagi peduli denganmu!”. Akhirnya penyesalan pun terjadi, kita akan mengungkit perbuatan baik kita dan mengumpat serta menganggap kesia-siaan perbuatan baik kita yang terdahulu.

Di sini ternyata Tuhan memberikan suatu pemecahannya, yaitu mengirimkan sesuatu yang bernama ikhlas untuk mendiami seluruh hati manusia di muka bumi pejal ini.

Si ikhlas ini selalu mencari sesosok individu yang seringkali memberikan pertolongan, dan acapkali mencoba masuk ke sanubarinya dengan usaha yang sangat keras. Musuh utamanya adalah hawa nafsu manusia itu sendiri. Dengan bersenjatakan ala kadarnya, si ikhlas ini berusaha secara kontinyu untuk merangsek masuk ke relung hati si manusia itu, untuk menguasai hati dan menentramkannya, bak seorang pahlawan yang ingin menguasai Negara yang porak poranda karena pemimpin yang zalim dan membenahi pemerintahan Negara tersebut.

Ironisnya, manusia tidak menyadari bahwa si ikhlas ini memiliki niat yang sungguh baik. Tanpa meminta imbalan, si ikhlas ini akan selalu memberikan perasaan tentram ketika manusia sedang memberikan sesuatu, entah itu pertolongan, atau apapun yang bersifat baik. Sehingga tidak semua manusia bias dimasuki oleh si ikhlas ini dengan mudah. Oleh karena itu saya katakana di sini, memiliki Ikhlas adalah sesuatu yang amat sangat sulit. Karena musuh utamanya dalah kita sendiri. Hal ini menjadikan ikhlas menjadi tingkatan manusia tertinggi. Seperti yang dikatakan Tuhan bahwa manusia adalah makhluk dengan derajat yang paling tinggi. Manusia yang seperti apa? Manusia dengan tingkatan memberi tanpa mengharap menerima.

Lebih lanjut saya jelaskan, jika kita beribadah, maka kita tidak mengharapkan surga, itulah ikhlas. Seperti sebuah syair lagu, “Jika surga dan neraka tak pernah ada, akankah kita masih bersujud kepada-Nya?”. Manakala kita memberikan sesuatu yang kita sayangi, yang menurut kita berharga, dan kita tidak mengingat-ingatnya lagi, maka itulah ikhlas. Pepatah mengatakan, lupakanlah jika kamu pernah memberi sesuatu kepada seseorang, tetapi jangan sekali-kali kamu lupa jika kamu pernah diberi sesuatu oleh seseorang.

Si ikhlas ini akan dapat tumbuh dengan sehat dan baik, ketika kita memberinya nutrisi yang cukup. Apa nutrisi bagi ikhlas? Nutrisinya yang pertama adalah perasaan positif akan sesuatu yang negatif. Lihatlah sebuah gelas yang terisi setengah penuh daripada anda melihatnya sebagai gelas yang setengah kosong. Yang kedua adalah perasaan hidup sementara dan dunia ini sejatinya adalah sebuah jalan mencari perbekalan. Entah apapun agama anda, saya yakin bahwa anda juga yakin akan adanya kehidupan setelah di dunia ini. Sedangkan nutrisi yang terakhir adalah perasaan dimana anda diposisikan sebagai seseorang yang akan anda tolong. Jangan anggap remeh kesulitan yang sedang menimpa orang lain, karena bukan tidak mungkin, kesulitan yang sama suatu saat juga akan menemui anda.

Jika nutrisi tersebut anda berikan secara rutin dan kontinyu, saya yakin, si ikhlas akan senang tinggal di hati anda dan senantiasa menentramkan perasaan hati anda. Selamat mencoba…

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright Noreh kulat dot com © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.