kosong Grammar Tenses
Part I PartII Part III part IV part V
sekolah dasar smp/mts sma/ma/smk perguruan tinggi
sekadau sintang belitang SP 2 padak my home
Sabtu, 19 Februari 2011 | 09.40 | 0 Comments

berlatih menjadi jenius


Kemampuan matematika, musik atau cara berbicara dianggap sebagai bakat bawaan atau biologis dalam gen manusia. Tapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena bakat bisa diperoleh dengan latihan.

David Shenk, seorang penulis Amerika di bidang genetika, meminta orang untuk berpikir lagi jika mengatakan bakat atau kejeniusan seseorang berasal sepenuhnya dari gen alias keturunan.

Menurutnya, kecenderungan untuk mengatakan kemampuan tersebut adalah genetik (predisposisi) telah sangat dilebih-lebihkan. Pandangan ini menyebabkan terabaikannya potensi yang dimiliki dalam diri seseorang.

"Ada kesalahpahaman yang mendalam tentang sebuah prestasi besar. Gen tidak membatasi kita untuk biasa-biasa saja atau lebih buruk dari itu," kata David Shenk, seperti dilansir dari Timesonline, Kamis (25/3/2010).

Dalam buku barunya The Genius in All of Us, yang menggambarkan perbandingan dengan karya sosiolog pop Kanada Malcolm Gladwell, Shenk menggambarkan bahwa DNA manusia terbuka untuk terus-menerus dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.

Alam dan pemeliharaannya secara konstan berinteraksi, sama halnya dengan gen yang dapat diaktifkan atau dinon-aktifkan atau diungkapkan ke derajat yang berbeda-beda, tergantung pada lingkungannya.

Bidang epigenetika semakin menunjukkan bahwa pengalaman lingkungan selama hidup meninggalkan jejak pada gen, yang diwariskan kepada anak-anak. Shenk berpandangan pengaruh lingkungan dapat melebihi apa yang mungkin dianggap sebagai keterbatasan manusia.

Sebagai contoh kemampuan bermusik. Banyak pemusik yang mengatakan bahwa dia terlahir tanpa bakat musik atau ada yang mangatakan dia terlahir untuk bermusik. Faktanya adalah tidak ada seseorang yang terlahir dengan bakat bawaan. Setiap orang terlahir dengan potensi nada bermusik.

Hal ini bisa dilihat dalam jumlah keseluruhan kasus (prevalensi) yang jauh lebih tinggi seperti China negara yang berbahasa dengan nada yang sempurna. Orang China berkomunikasi sehari-hari dengan nada yang sempurna, sehingga menjadi lebih baik dalam hal itu.

Memiliki keunggulan genetik dalam bidang olahraga tertentu juga dipertanyakan. Keberhasilan pelari maraton Kenya misalnya bukan berasal dari gen melainkan budaya yang telah mendarah daging. Banyak anak-anak Kenya berlari 8 hingga 10 km per hari sejak usia 7 tahun.

Bahkan ciri-ciri kepribadian seperti keuletan atau ketekunan untuk mempengaruhi keberhasilan dalam setiap bidang kehidupan dapat dilatih.

Persepsi pembatasan diri adalah salah satu hambatan terbesar untuk prestasi besar atau jenius. Dalam sebuah percobaan, anak-anak diberi diberi pilihan untuk menerima satu marshmallow dengan segera atau menunggu 15 menit untuk mendapatkan dua buah marshmallow.

Sepertiga dari anak-anak segera memilih satu marshmallow (manisan), sepertiga lainnya menunggu beberapa menit, tetapi menyerah karena tergoda, sedangkan sepertiga terakhir sabar menunggu untuk menerima dua marshmallow.

Pesan yang diperoleh dari hal ini adalah anak yang secara alami lebih disiplin dan ditakdirkan untuk berbuat lebih baik. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa anak-anak dapat diajarkan manfaat menunda kepuasan. Shenk mengatakan bahwa semua orang tua bisa belajar dari ini.

"Ada logika melingkar tentang bakat. Ketika Anda melihat seseorang yang hebat, misalnya David Beckham sebagai pemain sepak bola, mereka begitu jauh dari apa yang Anda mampu, kemudian Anda akan berasumsi bahwa Anda tidak bisa sampai di sana," kata Shenk.

Shenk mengakui bahwa judul bukunya dimaksudkan untuk menjadi provokatif, tetapi ia mengatakan, "Saya tidak mengatakan bahwa siapa pun bisa apa saja, tapi tidak ada yang dapat menjadi besar dalam segala hal kecuali jika mereka memiliki keyakinan mendasar tentang kemungkinan".

Bagaimana mengubah anak menjadi jenius?

1. Percaya
Mulailah dengan sebuah keyakinan yang sederhana bahwa setiap anak memiliki potensi besar dan terserah kepada orang tua untuk mengumpulkan sumber daya tersebut untuk dieksploitasi.

2. Model pengendalian diri
Berperilakulah sebagai contoh agar anak juga berperilaku seperti yang kita inginkan. Tidak membeli, makan atau mengambil apapun yang kita inginkan, kapanpun kita inginkan. Semakin kita menunjukkan pengendalian diri, semakin anak akan menyerap.

3. Berlatih
Jangan segera menanggapi setiap permohonan anak. Biarkan anak belajar berurusan dengan frustasi dan keinginan. Biarkan mereka belajar bagaimana menenangkan diri dan menemukan bahwa segalanya akan baik-baik jika mereka menunggu apa yang mereka inginkan.

Bagaimana mengubah diri menjadi jenius?

1. Mengidentifikasi keterbatasan dan kemudian mengabaikannya
Jarak antara kemampuan yang dimiliki dan kemampuan yang diinginkan begitu besar sehingga tujuan yang muncul tidak tercapai. Kebesaran tidak hanya satu langkah yang biasa-biasa saja, melainkan melampaui yang biasa-biasa saja dengan satu langkah.

2. Menunda kepuasan
Dalam budaya konsumen, kita senantiasa dikondisikan untuk memenuhi keinginan dengan segera. Prestasi besar melampau keinginan itu.

3. Punya sosok pahlawan
Pahlawan menginspirasi, bukan hanya karena karya besarnya tetapi awal sederhana yang mereka miliki. Einstein pernah bekerja sebagai petugas memberi hak paten atau Thomas Edison dikeluarkan dari sekolah di kelas pertama, pada usia 6 atau 7 tahun karena guru menganggapnya terbelakang.
Read more
Jumat, 18 Februari 2011 | 22.57 | 0 Comments

Kegiatan TMMD Ke-85 di Belitang Hulu Resmi Ditutup

Sekadau-BELITANG, - Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-85 di Desa Sebetung Kecamatan Belitang Hulu yang dimulai sejak 13 Oktober 2010 hingga 2 November 2010, Selasa (02/11/2010) kemarin resmi ditutup oleh Wakil Bupati Sekadau Rupinus yang dilaksanakan di halaman kota balai Sepuak Belitang Hulu..

Sambutan Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayor Jendral TNI Moeldoko yang dibacakan Wakil Bupati Sekadau Rupinus mengatakan kegiatan TMMD ini merupakan salah satu program TNI bidang territorial yang bersifat lintas sektoral dengan melibatkan TNI, Departemen, Lembaga Pemerintah non Departemen, Pemerintah daerah serta komponen masyarakat.

Kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan baik ini, lanjut Rupinus dapat meningkatkan budaya kerja sama dengan segenap instansi terkiat juga hubungan dengan masyarakat akan semakin kokoh dan mantap.

Dijelaskan Rupinus, keberhasilan TMMD ini tidak hanya ditentukan oleh TNI saja, melainkan atas partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat. Karena dengan adanya TMMD ini lanjut Rupinus masyarakat diarahkan untuk memiliki kesadaran dan menumbuh kembangkan keinginan masyarakat untuk lebih maju, berkualitas dan dapat membangun daerahnya sendiri.

Dari hasil tersebut, papar Wabub, masyarakat diharapkan dapat menjalankan kehidupan yang aman, nyaman, tentram dan sejahtera serta terciptanya hidup masyarakat pedesaan atau daerah tertinggal.

Bupati juga dalam kesempatan tersebut selain memeriksakan kesiapan personil juga menyerahkan alat kerja secara simbolis kepada personil TNI dan kepada kepala Desa Sebtung Panglima.

Dari laporan yang disampaikan oleh salah seorang panitia dari TNI, adapun pekerjaan yang dilakukan dalam TMMD ke 85 di Desa Sebetung dan Sei tapah ini, yakni pembukaan badan jalan desa, pembangunan lapangan volly di kota Kecamatan Belitang hulu, pembangunan gereja protestan, katolik dan Masjid di desa Sebetung. Sementara kegiatan non fisik, seperti penuluhan kesehatan, penyuluhan pertanian dan program buta aksara. Semua kegiatan yang dilakukan tersebut, dalam laporannya sudah selesai 100 persen.

Terakhir usai memberikan sambutan, wakil bupati Rupinus menandatangani penyerahan hasil pelaksanaan TMMD dari pihak TNI kepada pemerintash daerah Kabupaten Sekadau.

sumber :
kalimantan-news

Read more

taukah anda mengenai teknologi pendidikan

teknologi pendidikan itu (TP)
Kalau kita mengacu pada definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004, maka teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses dan sumber belajar.

Jadi, seorang sarjana teknologi pendidikan dapat menjadi profesi sebagai berikut:
• Perancang proses dan sumber relajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar;
• Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.
• Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
• Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.
• Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan lanilla.

nah gmn???? mungkin agan/sis yg mo ngelanjutin kuliah ad baiknya mencoba jurusan ini

By:HIMA TP Universitas Negeri Yogyakarta edutech
Read more

Plural Form of Nouns and Pronouns

Plural Form of Nouns

The English language has both regular and irregular plural forms of nouns. The most common case is when you need to add -s to the noun. For example one car and two cars.

The other two cases of the regular plural form are:

1. nouns that end with s, x, ch or sh, where you add -es (e.g., one box, two boxes)
2. nouns that end with consonant + y, where you change the y with i and add -es (e.g., one enemy, two enemies)

On the irregular plural form of nouns there are basically eight cases:

1. nouns that end with -o, where you add -es (e.g., one potato, two potatoes)
2. nouns ending with -is, where you change -is to -es (e.g., one crisis, two crises)
3. nouns ending with -f, where you change -f to -v and add -es (e.g., one wolf, two wolves)
4. nouns ending with -fe, where you change -f to -v and add -s (e.g., one life, two lives)
5. nouns ending with -us, where you change -us to -i (e.g., one fungus, two fungi)
6. nouns that contain -oo, change -oo to -ee (e.g., one foot, two feet)
7. nouns that end with -on, where you change -on with -a (e.g., phenomenon, phenomena)
8. nouns that don’t change (e.g., sheep, offspring, series)

It might appear overwhelming, but after using these nouns a couple of times you will be able to memorize their plural form easily.

Pronouns
Pronouns are used to replace nouns within sentences, making them less repetitive and mechanic. For example, saying “Mary didn’t go to school because Mary was sick” doesn’t sound very good. Instead, if you say “Mary didn’t go to school because she was sick” it will make the sentence flow better.

There are several types of pronouns, below you will find the most common ones:

1. Subjective personal pronouns. As the name implies, subjective pronouns act as subjects within sentences. They are: I, you, he, she, we, they, and it.

Example: I am going to the bank while he is going to the market.

2. Objective personal pronouns. These pronouns act as the object of verbs within sentences. They are: me, you, him, her, us, them and it.

Example: The ball was going to hit me in the face.

3. Possessive personal pronouns. These pronouns are used to indicate possession, and they are placed after the object in question (as opposed to possessive adjectives like my and your, which are placed before the object). They are: mine, yours, his, hers, ours, theirs and its.

Example of possessive adjective: This is my car.
Example of possessive pronoun: This car is mine.

4. Reflexive pronouns. This special class of pronouns is used when the object is the same as the subject on the sentence. They are myself, yourself, himself, herself, ourselves, themselves and itself.

Example: I managed to cut myself in the kitchen.

5. Interrogative pronouns. As you probably guessed these pronouns are used to ask questions. They are what, which, who, whom and whose.

Example: What are the odds?

6. Demonstrative pronouns. These pronouns are used to indicate a noun and distinguish it from other entities. Notice that demonstrative pronouns replace the noun (while demonstrative determiners modify them). They are: this, that, these, those.

Example of a demonstrative determiner: This house is ugly.
Example of a demonstrative pronoun: This is the right one.

7. Indefinite pronouns. As the name implies, indefinite pronouns do not refer to a specific thing, place or person. There are many of them, including anyone, anywhere, everyone, none, someone and so on.

Example: Everyone is going to the party.

Read more
Rabu, 16 Februari 2011 | 09.21 | 0 Comments

Harga sebuah kecerdasan

Ketika seorang anak SMU atau yang sederajat telah dinyatakan lulus, maka sebahagian besar dari mereka akan mempunyai impian agar dapat diterima dibangku Universitas Negeri dimana mereka dapat mengenyam sebuah pendidikan yang berbeda dari yang biasa mereka dapatkan selama beberapa tahun.


Terpancar dari mereka sebuah kesenangan atau malah sebuah kebanggaan semu akanidahnya sebuah keidupan yang penuh dengan dinamika dan retorika-retorika yang mampu menggoyang rezim sang penguasa. Terrbayang di benak mereka sebuah diskusi dipojok-pojok ruangan ditemani dengan segelas kopi yang dikeroyok oleh beberapa orang. Belum lagi pikiran-pikiran romantis yang telah banyak mereka dengar dari kakak mereka, sebagai selingan dikala sedang mengikuti rapat-rapat atau pertemuan pertemuan yang diadakan oleh lembaga kemahasiswaan. Ataupun juga pikiran tenang interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam membahas suatu persoalan yang didapat.

Bagitu mereka yang doa dan impiannya terwujud, maka dengan semangat yang menyala-nyala mengurus segala sesuatu yang diperlukan. Setelah itu mereka mealui sebuah prosesi penerimaan mahasiswa baru yang melibatkan mahasiswa yang lebih dahulu menginjakkan kaki di universitas ketimbang mereka. Rasa kagum nampak dari wajah mereka yang lugu sebagai mahassiwa baru. Perasaan bangga tergambar dari cara mereka meneriakkan slogan-slogan kebesaran fakultas atau universitas yang disuruhkan oleh senior mereka. Seluruh rangkain penerimaan mahasiswa baru mereka lalui dengan kesungguhan.

Tetapi kebangga itu tidak berumur panjang. Selang beberapa bulan kemudian, dimana mereka telah banyak melihat, mendengar dan merasakan sana sini tentang kondisi yang mereka dapatkan nanti, maka mereka mulai kehilangan orientasi. Dan akhirnya, prestasi belajar mereka mampu bertahan sampai tiga atau empat semester. Ada apa disini?


1. Penyempitan Pemikiran
Seorang dosen, ketika membuka oertemuannya dngan mahasiswa akan memberi gambaran serta beberapa buku yang wajib di baca oleh mahasiswa. Bahkan dalam perkuliahan selanjutnya pun sang dosen memberikan materi yang mau tak mau harus diucata oleh mahasiswa. Karena tekun dan mempunyai daya analisis yang baik, maka maasiswa tidak ragu ketika akan menghadapi ujian. Semua pertanyaan dijawab dengan baik. Rasa keyakinannpun muncul bahwa ia akan memeperoleh nialai yang memuaskan dirinya. Tetapi ketika ia melihat penguuman nilai, ternyata nilai yang ia peroleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Disini ternyata telah terjadi proses doktrinisasi. Apa yang diucapkan oleh dosen, maka itulah yang harus dihapal.
Seorang mahasiswa akan menjadi malas membaca buku dan menganalisis sesuatu permasalahan, karena ini ternyata tidak memberika jaminan bahwa nilainya akan memuaskan. Sehingga yang tercipta adalah kebiasaan menghapal catatan yang berasal dari dosen. Atau dengan jalan pintas, membawa catatan kecil keda;lam ruangan yang akan dijadikan senjata andalan untuk menghadapi soal-soal yang terkadang sampai puluhan nomor.

2. Mutu Tenaga Pengajar yang Rendah
Setelah mahasiswa mengalami penyempitan pemikiran, mereka kembali diperhadapkan dengan tenaga-tenaga pengajar yang mutunya betul-betul memperihatinkan. Terkadang seorang dosen tidak memperhatikan gaya bahasa yang menarik perhatian mahasiswa atau metode dalam menyampaikan suatu informasi kepadsa mahasiswa ternyata tidak tepat.dosen sering kali menyamaratakan antara kuliah saat pagi hari dengan kuliah siang hari atau sore hari.

3. Tidak adanya Transparansi
Terkadanng seorang mahasiswa menguasai dan menghapal seluruh bahan kuliah yang diberikan oleh dosen untuk persiapan ujian. Mahasiswa ini juga adalah mahasiswa yang tergolong sebagai mahasiswa yang rajin, baik menghadiri kliah maupun dalam hal mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen kepadanya. Ketika ujian berlangsung, semua soal ia kerjakan dengan baik tanpa cela . Tetapi ketika pengumuman, ternyata dia dinyatakan tidak lulus. Sebaliknya ada mahasiswa yang sangat berlawanan dengan ciri-cirinya dengan mahasiswa di atas, justrumeluakan kegembiraannya karena lulus dengan nilai yang baik.
Sebuah tanda tanya besar menghadang. Bagaimana kriteria dpsen dalam menilai ? mengapa tidak pernah ada transparansi dari dosen sehingga mahasiswa dapat melihat dimana kekurangannya ? dan mengapa dosen seperti ini tidak dapat dituntut?

4. Semester Pendek
Ternyata ketidak lulusan tidak membuat mahasiswa berputus asa , karena masih ada mahluk yang bernama semester pendek yang hadir setiap tahun diakhir semester genap. Dengan membayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku (katanya!!) maka mahasiswa dapat memperbaiki nilainya dengan mengambil mata kuliah yang tidak lulus. Tapi pihak universitas lupa-lupa bahwa tidak semua mahasiswa tergolong dalam keluarga mampu, apalagi disaat “lapar” sekarang ini. Jangankan untuk membayar SPP dan semester pendek , untuk kebuthan hidup sehari-hari saja sudah sabgat payah
Entah disengaja atau tidak, keempat faktor diatas sepertinya tersusun dengan sangat tersrukturdan terencana. Tapi apakah ada rencana besar di balik itu?

Read more

Nouns,Parts of Speech

Nouns
A noun is a word used to describe a person, place, thing, event, idea, and so on. Nouns represent one of the main elements of sentences, along with verbs, adjectives, prepositions and articles.

Nouns usually function as subjects or objects within sentences, although they can also act as adjectives and adverbs.

Here is a list with the different types of nouns:

1. Proper nouns

Used to describe a unique person or thing, proper nouns always start with a capital letter. Examples include Mary, India, and Manchester United.

2. Common nouns

Common nouns are used to describe persons or things in general. Examples include girl, country, and team

3. Concrete nouns

Nouns that can be perceived through the five senses are called concrete nouns. Examples include ball, rainbow and melody.

4. Abstract nouns

Nouns that cannot be perceived through the five senses are called abstract nouns. Examples include love, courage, and childhood.

5. Countable nouns

Countable nouns can be counted. They also have both a singular and a plural form. Examples include toys, children and books.

6. Non-countable nouns

These nouns (usually) can not be counted, and they don’t have a plural form. Examples include sympathy, laughter and oxygen.

7. Collective nouns

Collective nouns are used to describe groups of things. Examples include flock, committee and murder.

Parts of Speech

A word is a “part of speech” only when it is used in a sentence. The function the word serves in a sentence is what makes it whatever part of speech it is.

For example, the word “run” can be used as more than one part of speech:.

Sammy hit a home run.

Run is a noun, direct object of hit.

You mustn’t run near the swimming pool.

Run is a verb, part of the verb phrase must (not) run.

Traditional grammar classifies words based on eight parts of speech: the noun, the pronoun, the adjective, the verb, the adverb, the preposition, the conjunction, and the interjection. We are going to cover them individually below.




Read more

Sentences ,Clauses,Phrases

Sentences
Sentences are made of two parts: the subject and the predicate.

The subject is the person or thing that acts or is described in the sentence. The predicate, on the other hand, is that action or description.
Complete sentences need both the subject and the predicate.

Clauses
Sentences can be broken down into clauses.

For example: The boy is going to the school, and he is going to eat there.

This is a complete sentence composed of two clauses. There are mainly two types of clauses: independent clauses and subordinate clauses.

Independent clauses act as complete sentences, while subordinate clauses cannot stand alone and need another clause to complete their meaning. For example:

Independent clause example: The boy went to the school.
Subordinate clause example: After the boy went to the school…

Phrases

A group of two or more grammatically linked words that do not have subject and predicate is a phrase.

Example of a complete sentence: The girl is at home, and tomorrow she is going to the amusement park.
Example of a clause: The girl is at home
Example of a phrase: The girl

You can see that “the girl” is a phrase located in the first clause of the complete sentence above.

Phrases act like parts of speech inside clauses. That is, they can act as nouns, adjectives, adverbs and so on.
Read more

ABJAD BAHASA INDONESIA AKAN*DIKURANGI



ABJAD BAHASA INDONESIA AKAN DIKURANGI 7 HURUF

LIPI (Lembaga Ilmu Penyederhanaan Indonesia) akan memformulakan aturan baru dlm penggunaan bahasa Indonesia.

Salah satunya adlh mengurangi jumlah abjad pd bahasa Indonesia.

Abjad yg digunakan saat ini berjumlah 26. Para pakar Komunikasi merasa Ke-26 abjad tsb msh terlalu banyak, lagipula ada bbrp abjad yg jarang digunakan.

Pertama, huruf X, diganti dg gabungan huruf K dan S. Kebetulan hampir tdk ada kata dlm bahasa Indonesia asli yg menggunakan huruf ini, kebanyakan merupakan serapan dri bahasa asing. Misal taxi mjd taksi, maximal mjd maksimal.

Selanjutnya, huruf Q diganti dg KW. Kata2 yg mengunakan huruf ini juga sangat sedikit sekali.

Huruf Z. Huruf Z diganti mjd C. Tdk ada alasan kuat tentang hal ini.

Huruf Y diganti dg I. Hal ini dilakukan sebab bunii huruf tersebut mirip dengan I.

Lalu huruf F dan V keduania diganti mjd P. Pada lepel ini masih blm terjadi perubahan iang signipikan.

Hurup W kemudian diganti menjadi hurup U.

Berarti sampai saat ini kita sudah mengeliminasi 7 hurup.

Hurup iang bisa kita eliminasi lagi adalah R, mengingat baniak orang iang kesulitan meniebutkan hurup tsb. R kita ganti dg L.

Selanjutnia,gabungan hulup KH diganti menjadi H.

Iang paling belpengaluh adalah hulup S iang diganti menjadi C.

Hulup G juga diganti menjadi K.

Dan hulup J juga diganti menjadi C.

Caia laca cudah cukup untuk hulup-hulup konconannia.
Cekalank kita kanti hulup pokalnia.
Cuma ada lima hulup pokal,A,I,U,E,O.
Kita akan eliminaci dua hulup pokal.

Hulup I mencadi dua hulup E iaitu EE. Cementala hulup U mencadee dua hulup O iaitoo OO.

Cadi,campe cekalank, keeta belhaceel menkulangee hooloop-hooloop keeta. Kalaoo keeta tooleeckan lagee, Hooloop-hooloop eeang telceeca adalah : A,B,C,D,E,H,K,L,M,N,O,P,T. Haneea ada 12 belac hooloop!! Looal beeaca bookan? Padahal cebeloomneea keeta pooneea 26 hooloop.
Eenee adalah penemooan eeang cankat penteenk dan cikneepeekan! Co,ceelahkan keeleemkan tooleecan anda denkan menkkoonakan dooa belac hooloop telceboot
sumber http://www.kaskus.us
Read more
 
Copyright Noreh kulat dot com © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.